Bahlil Tahan Ekspor Listrik ke Singapura, Ini Alasannya

Liputan98.com – Jakarta, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa Indonesia belum akan membuka keran ekspor listrik energi baru terbarukan (EBT) ke Singapura. Alasannya? Negeri Singa belum memberikan imbal balik yang sepadan.

Kemarin Menterinya sudah ketemu sama saya di kantor. Saya bilang, saya akan kirim kamu (buka ekspor listrik). Tapi saya mau tanya, kamu kasih Indonesia apa? Jangan cuma minta terus, tapi nggak pernah kasih sesuatu buat kita, kata Bahlil dalam Mandiri Investment Forum di Jakarta, Selasa (11/2/2025).

Bacaan Lainnya

Singapura disebut menginginkan pasokan listrik bersih dari Kepulauan Riau serta fasilitas carbon capture and storage (CCS) untuk menangkap emisi karbon dari industri mereka. Indonesia, kata Bahlil, terbuka untuk kerja sama tersebut. Namun, ia mengingatkan agar hubungan kedua negara berjalan adil.

Kita bukan cuma dukung, kita gendong Singapura. Tapi kalau kita sudah gendong, mereka juga harus nunjukin itikad baik untuk gendong kita, tegasnya.

Ekspor Listrik: Kesepakatan Masih Menggantung

Isu ekspor listrik ke Singapura sebenarnya sudah menjadi pembahasan dalam pertemuan antara Presiden Prabowo Subianto dan Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong pada November 2024 lalu. Saat itu, kedua pemimpin sepakat untuk melanjutkan proyek interkoneksi listrik lintas batas dengan teknologi rendah karbon.

Namun, Bahlil sebelumnya pernah menyatakan bahwa ekspor listrik EBT ke luar negeri masih dalam tahap kajian. Prioritas utama, menurutnya, adalah memenuhi kebutuhan dalam negeri terlebih dahulu.

Kalau di republik sendiri belum cukup, belum paten, kenapa harus dikirim keluar? ujar Bahlil dalam konferensi di Jakarta pada September 2024 lalu.

Tunggu Langkah Singapura

Pernyataan terbaru Bahlil menegaskan bahwa Indonesia tidak akan gegabah dalam membuka ekspor listrik bersih tanpa keuntungan yang jelas. Sikap ini menunjukkan bahwa Indonesia kini lebih berani dalam menegosiasikan kepentingan nasionalnya, terutama di sektor energi hijau yang semakin strategis di kancah global.

Akankah Singapura memberikan tawaran yang menarik? Atau negosiasi ini akan terus berlarut-larut? Kita tunggu langkah selanjutnya. (Red)

Pos terkait