Liputan98- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mendukung rencana PT Pertamina (Persero) menggabungkan tiga anak usaha. Ketiganya adalah Pertamina Patra Niaga, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), dan PT Pertamina International Shipping (PIS).
Bahlil menegaskan bahwa rencana tersebut sepenuhnya merupakan kewenangan Pertamina dan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara).
“Aksi korporasi itu kan adalah hak produktif daripada Pertamina, Danantara. Jadi silahkan saja. Karena itu adalah domain dari mereka. Aksi korporasi itu sesuatu hal yang biasa,” kata Bahlil di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (26/9/2025).
Bahlil menekankan bahwa Pertamina adalah simbol kehadiran negara dalam sektor energi. Untuk itu, perusahaan migas nasional ini dituntut untuk terus menjaga profesionalisme sekaligus meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat.
“Pertamina ini milik negara. Sekarang sudah profesional, tetapi kita ingin kualitas pelayanannya semakin baik ke depan,” ujar mantan Menteri Investasi tersebut.
Sebelum ini, Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius Mantiri mengatakan, rencana merger tersebut bertujuan untuk memperkuat efisiensi bisnis hilir, menjaga daya saing di tengah kondisi global yang menantang, serta mempertegas peran sebagai perusahaan energi strategis milik negara.
“Supaya lebih efektif memang ada beberapa kajian di kita untuk menggabungkan antara KPI, PIS, dan PPN. Kita targetkan akan selesai pada akhir tahun 2025 ini,” ucap Simon.