Indonesia Dinilai Aman Jika Perang Dunia III Meletus, Ini Alasannya

Jakarta, Liputan 98 – Di tengah ancaman ketegangan global dan potensi pecahnya Perang Dunia III, sejumlah analis menilai Indonesia sebagai salah satu negara yang relatif aman dari dampak langsung konflik global. Keunggulan geografis, sikap politik luar negeri yang netral, serta ketahanan domestik menjadi alasannya.
Letak Geografis Strategis namun Aman
Indonesia terletak di kawasan Asia Tenggara, membentang di antara dua samudra (Samudra Hindia dan Samudra Pasifik) serta dua benua (Asia dan Australia). Wilayahnya terdiri dari lebih dari 17.000 pulau yang tersebar luas, menjadikan Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia.
Secara militer, letak Indonesia tidak berada di garis depan konflik geopolitik besar seperti kawasan Timur Tengah, Eropa Timur, atau Semenanjung Korea. Negara ini juga tidak memiliki pangkalan militer besar dari kekuatan global seperti NATO atau Rusia, yang seringkali menjadi sasaran utama dalam konflik skala besar.
“Letak Indonesia yang jauh dari pusat ketegangan dunia membuatnya secara militer kurang menarik sebagai target langsung dalam perang global,” ujar Dr. Ben Bland, analis geopolitik dari Lowy Institute, dikutip oleh The Australian.
Keamanan Geologis Relatif Baik untuk Pertahanan
Secara geologis, Indonesia memang berada di kawasan Cincin Api Pasifik yang rawan gempa dan letusan gunung api. Namun, dalam konteks perang dunia, wilayah pegunungan, hutan lebat, dan struktur kepulauan justru memberi keuntungan defensif alami. Struktur ini menyulitkan agresor untuk melakukan invasi skala besar secara efisien.
“Topografi Indonesia membuatnya tidak mudah ditaklukkan lewat operasi militer darat maupun laut secara langsung,” kata seorang pakar pertahanan dari Universitas Pertahanan Indonesia.
Politik Luar Negeri yang Bebas dan Aktif
Sejak era kemerdekaan, Indonesia menerapkan kebijakan luar negeri bebas aktif, yang berarti tidak berpihak kepada blok kekuatan mana pun, namun tetap aktif dalam menciptakan perdamaian dunia. Indonesia juga menjadi bagian dari Gerakan Non-Blok dan aktif dalam forum seperti ASEAN dan G20.
Dengan pendekatan ini, Indonesia cenderung menghindari keterlibatan langsung dalam aliansi militer ofensif, dan lebih dikenal sebagai negara penengah atau fasilitator perdamaian.
Ketahanan Dalam Negeri: Energi, Pangan, dan Militer
Pemerintah Indonesia terus memperkuat ketahanan pangan dan energi untuk mengantisipasi krisis global yang bisa timbul akibat perang. Pemerintah juga menggencarkan latihan militer bersama seperti Super Garuda Shield dan memperkuat sistem pertahanan nasional lewat modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista).
Kesimpulan: Indonesia Sebagai Tempat Aman di Tengah Kekacauan Global
Dengan gabungan antara posisi geografis yang aman, topografi yang defensif, kebijakan luar negeri yang netral, serta pembangunan ketahanan nasional yang progresif, Indonesia dianggap sebagai salah satu tempat perlindungan yang relatif aman jika Perang Dunia III benar-benar pecah.
Walau tidak sepenuhnya kebal terhadap dampak global seperti gangguan ekonomi atau migrasi massal, Indonesia memiliki modal kuat untuk bertahan dan bahkan membantu meredam eskalasi konflik dunia.

Pos terkait