Liputan98.com – Jakarta, Dalam upaya mendorong percepatan hilirisasi sumber daya alam (SDA) di Indonesia, Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memperkuat sinergi strategis. Kolaborasi ini bertujuan untuk mengoptimalkan potensi SDA, meningkatkan nilai tambah ekspor, serta menciptakan lapangan kerja di berbagai sektor prioritas, seperti pertambangan, energi, dan agribisnis.
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia menyampaikan bahwa hilirisasi menjadi salah satu agenda prioritas pemerintah untuk mewujudkan visi Indonesia sebagai negara maju pada 2045. “Sinergi antara Kementerian Investasi dan Kementerian BUMN merupakan langkah konkret untuk memastikan percepatan hilirisasi berjalan efektif, mulai dari hulu hingga hilir. Kami juga memastikan iklim investasi tetap kompetitif bagi para investor, baik domestik maupun asing,” ujarnya.
Peran Strategis BUMN dalam Hilirisasi
Menteri BUMN Erick Thohir menegaskan bahwa perusahaan-perusahaan BUMN akan mengambil peran sentral dalam ekosistem hilirisasi. “BUMN seperti MIND ID, PLN, dan Pertamina sudah terlibat aktif dalam berbagai proyek hilirisasi, termasuk pembangunan pabrik smelter, pengembangan energi terbarukan, hingga produksi baterai kendaraan listrik. Sinergi ini akan mempercepat realisasi proyek-proyek strategis nasional,” jelas Erick.
Menurut Erick, hilirisasi juga merupakan peluang untuk memperkuat ketahanan ekonomi Indonesia dengan mengurangi ketergantungan pada ekspor bahan mentah. “Hilirisasi bukan hanya tentang investasi, tetapi juga soal transformasi ekonomi yang berkelanjutan,” tambahnya.
Strategi Percepatan Hilirisasi
Kolaborasi antara kedua kementerian ini mencakup berbagai langkah strategis, seperti:
1. Penyelarasan Kebijakan: Harmonisasi kebijakan di antara berbagai lembaga untuk mempercepat proses perizinan dan implementasi proyek hilirisasi.
2. Peningkatan Investasi: Memberikan insentif bagi investor yang berkomitmen pada hilirisasi, termasuk dalam bentuk tax holiday dan kemudahan pembiayaan.
3. Penguatan Infrastruktur: Memastikan ketersediaan infrastruktur pendukung seperti kawasan industri, pelabuhan, dan jaringan listrik di lokasi proyek hilirisasi.
4. Transfer Teknologi dan SDM: Meningkatkan kerja sama internasional untuk membawa teknologi mutakhir sekaligus memberdayakan tenaga kerja lokal melalui pelatihan dan pengembangan keahlian.
Proyek Hilirisasi Prioritas
Beberapa proyek hilirisasi yang menjadi fokus utama dalam kolaborasi ini mencakup:
• Pengembangan Smelter Nikel dan Tembaga: Mendukung industri baterai kendaraan listrik.
• Produksi Petrokimia: Untuk mengurangi impor bahan baku kimia.
• Pengolahan Kelapa Sawit: Untuk menghasilkan produk turunan seperti biodiesel dan oleokimia.
• Pengembangan Ekosistem Energi Terbarukan: Termasuk produksi panel surya dan energi hidrogen.
Dampak Ekonomi dan Sosial
Hilirisasi diharapkan mampu memberikan dampak signifikan bagi perekonomian nasional, termasuk peningkatan kontribusi sektor manufaktur terhadap PDB, penciptaan 1 juta lapangan kerja baru hingga 2030, serta peningkatan daya saing ekspor Indonesia di pasar global.
Dengan sinergi yang semakin solid antara Kementerian Investasi dan Kementerian BUMN, pemerintah optimistis bahwa hilirisasi akan menjadi motor penggerak transformasi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. (Red)