
WASHINGTON, LIPUTAN 98 – Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan bahwa negaranya tidak akan membalas serangan rudal Iran ke Pangkalan Udara Al Udeid di Qatar pada Senin malam. Sebaliknya, ia mengajak Iran dan Israel untuk berdamai setelah insiden tersebut. Melalui media sosial, Trump menyampaikan terima kasih kepada Iran yang, menurutnya, telah memberikan peringatan sebelumnya.
Trump mengatakan tidak ada korban jiwa dalam serangan itu, dan ia berharap tindakan simbolis Iran dapat meredakan ketegangan. Tak lama kemudian, Trump mengumumkan secara sepihak bahwa Israel dan Iran telah menyepakati gencatan senjata penuh selama 12 jam, yang menandai berakhirnya konflik yang ia sebut sebagai “Perang 12 Hari.”
Hingga saat ini, belum ada tanggapan resmi dari pemerintah Iran maupun Israel. Namun, laporan Reuters menyebut bahwa Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani berhasil meyakinkan Iran menerima proposal gencatan senjata dari AS setelah berbicara langsung dengan pejabat Teheran. Hal ini terjadi setelah Trump meminta Qatar membujuk Iran untuk menghentikan eskalasi.
Serangan balasan Iran dilakukan setelah AS lebih dulu menyerang tiga fasilitas nuklir Iran, sebagai bagian dari kampanye militer yang juga didukung Israel sejak 13 Juni. AS dan Israel mengklaim serangan itu ditujukan untuk menghentikan program senjata nuklir Iran, meskipun Teheran berkali-kali membantah sedang mengembangkan senjata tersebut.
Iran meluncurkan 19 rudal ke arah pangkalan Al Udeid, namun hanya satu yang mengenai sasaran tanpa menimbulkan korban. Serangan ini dikonfirmasi oleh Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) dan diberi nama “Operasi Pengumuman Kemenangan.” Mereka menyatakan aksi ini sebagai respons terhadap agresi militer AS terhadap fasilitas nuklir Iran.
Pemimpin Iran Ayatollah Ali Khamenei menegaskan bahwa negaranya tidak akan membiarkan agresi terhadap kedaulatannya tanpa balasan. Sementara itu, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi menyatakan Teheran siap merespons kembali jika AS terus melanjutkan tindakan militer.
Pangkalan Al Udeid, yang berfungsi sebagai pusat komando militer AS di Asia Barat, disebut sebagai target strategis dalam serangan ini. Iran menegaskan bahwa fasilitas militer AS di kawasan bukanlah kekuatan, melainkan titik lemah.
Qatar sendiri memastikan situasi di negara tersebut tetap terkendali dan aman, dengan menegaskan bahwa kehidupan masyarakat berjalan normal. Sejumlah negara seperti Oman, Bahrain, dan Lebanon mengecam serangan terhadap wilayah Qatar, menyebutnya sebagai pelanggaran terhadap hukum internasional, dan menyatakan dukungan mereka kepada Qatar di tengah meningkatnya ketegangan regional.
Jika Anda ingin versi ini dalam format berita media resmi atau dalam bahasa jurnalistik yang lebih tajam, saya bisa bantu susun ulang juga.