Liputan98.com – Jakarta, Indonesia bersiap menjadi rumah baru bagi pabrik-pabrik asal China yang terkena dampak kebijakan tarif impor Amerika Serikat (AS). Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita telah menyiapkan sejumlah kawasan industri strategis untuk menampung relokasi manufaktur dari Negeri Tirai Bambu.
Menperin sedang menyiapkan beberapa kawasan industri untuk menampung relokasi pabrik dari China ke Indonesia, ujar Juru Bicara Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Febri Hendri Antoni Arif, Kamis (30/1/2025).
Langkah ini diambil setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan tarif 10 persen untuk impor barang dari China mulai 1 Februari 2025, yang dapat mempercepat perpindahan industri manufaktur dari China ke negara lain, termasuk Indonesia.
Indonesia Siapkan Insentif bagi Investor China
Menurut Febri, pemerintah saat ini sedang mengidentifikasi kawasan industri yang paling cocok bagi pabrik-pabrik yang akan direlokasi. Selain menyiapkan lahan, pemerintah juga berencana menawarkan insentif khusus bagi perusahaan China yang ingin pindah ke Indonesia.
“Kami berharap nantinya ada insentif untuk industri dari China yang akan pindah ke Indonesia, tambahnya.
Namun, Indonesia masih menghadapi tantangan dalam menarik investasi, terutama terkait Incremental Capital Output Ratio (ICOR) yang masih tinggi, yakni di atas 6 persen. ICOR yang tinggi menunjukkan bahwa Indonesia membutuhkan investasi besar untuk menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi.
Untuk mengatasi hal ini, pemerintah telah menerapkan beberapa kebijakan, termasuk:
Menghapuskan holiday untuk industri pionir
Pemotongan Pajak Penghasilan (PPh) sebesar 3 persen
Pemberian izin impor gas untuk kawasan industri
Dampak Tarif AS-China: Indonesia Berpotensi Untung?
Kebijakan tarif impor AS terhadap China dapat mempercepat perpindahan pabrik-pabrik China ke Asia Tenggara, dengan Indonesia menjadi salah satu destinasi utama. Sebelumnya, kebijakan serupa pada era perang dagang AS-China telah mendorong raksasa teknologi seperti Apple dan Samsung untuk memindahkan sebagian produksinya ke Vietnam dan India.
Apakah Indonesia siap memanfaatkan peluang ini? Dengan kebijakan yang tepat dan insentif yang menarik, Indonesia bisa menjadi pemain utama dalam rantai pasok global, sekaligus memperkuat industri manufaktur domestik. (Red)