Liputan98.com – Jakarta, Suasana politik dalam tubuh PDI Perjuangan (PDIP) memanas. Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, mengeluarkan instruksi mendadak kepada seluruh kepala daerah dari partainya untuk menunda keikutsertaan dalam retret yang diadakan pemerintah di Akademi Militer (Akmil) Magelang, Jawa Tengah.
Perintah ini datang setelah Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, ditahan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait kasus buron Harun Masiku. Dalam situasi yang semakin pelik ini, Megawati meminta para kepala daerah tetap siaga penuh dan siap menerima arahan langsung dari dirinya.
Instruksi ini tertuang dalam Surat Nomor 7294/IN/DPP/II/2025, yang diterbitkan pada Kamis (20/2/2025). Juru bicara PDIP, Guntur Romli, membagikan dokumen elektronik surat tersebut melalui aplikasi WhatsApp.
Instruksi Tegas dari Megawati
Dalam surat itu, ada dua poin utama yang diperintahkan Megawati:
1. Menunda perjalanan ke Magelang.
Para kepala daerah yang sudah bersiap menghadiri retret di Akmil Magelang pada 21-28 Februari 2025 diminta untuk membatalkan perjalanan. Bahkan, bagi yang sudah dalam perjalanan, mereka diminta untuk segera berhenti dan menunggu instruksi lebih lanjut dari Megawati.
2. Tetap dalam komunikasi aktif.
Seluruh kepala daerah PDIP diwajibkan standby dan selalu mengaktifkan alat komunikasi. Mereka diminta untuk siap siaga terhadap panggilan langsung dari partai kapan pun diperlukan.
Surat ini resmi ditandatangani langsung oleh Megawati dan dicap dengan stempel PDIP.
Situasi Politik Memanas, Ada Apa?
Keputusan mendadak ini memicu spekulasi luas. Penahanan Hasto Kristiyanto oleh KPK dianggap sebagai pukulan telak bagi PDIP, mengingat Harun Masiku telah lama menjadi buronan yang dikaitkan dengan kasus suap terhadap Komisioner KPU.
Instruksi Megawati untuk menunda keikutsertaan dalam retret dan tetap siaga menandakan bahwa partai sedang dalam mode darurat. Ada dugaan PDIP tengah mempersiapkan strategi politik menghadapi perkembangan terbaru ini.
Sementara itu, pemerintah belum memberikan tanggapan terkait absennya kepala daerah dari PDIP dalam kegiatan retret di Magelang. Situasi ini semakin menarik untuk dicermati, mengingat Magelang bukan sekadar tempat retret, tetapi juga simbol kedekatan antara pemerintah dan unsur pertahanan negara.
Apakah ini sinyal bahwa PDIP akan mengambil langkah politik besar dalam waktu dekat? Ataukah ini sekadar respons terhadap situasi genting yang tengah dihadapi partai? Kita tunggu perkembangan selanjutnya. (Red)