Liputan98.com – Jakarta, Menteri Investasi/Kepala BKPM, Rosan P. Roeslani, menegaskan bahwa Indonesia membutuhkan investasi sebesar Rp 13.032,8 triliun dalam lima tahun ke depan agar dapat mencapai target pertumbuhan ekonomi 8%. Angka ini hampir dua kali lipat dari realisasi investasi dalam lima tahun terakhir.
Jika kita melihat ke belakang, total investasi selama 10 tahun terakhir (2014 – 2024) hanya sedikit di atas Rp 9.000 triliun. Sementara dalam lima tahun terakhir, realisasinya hampir Rp 6.000 triliun, ujar Rosan dalam konferensi pers realisasi investasi triwulan IV-2024, Selasa (31/1/2025).
Untuk mencapai target tersebut, investasi harus ditingkatkan sekitar Rp 7.000 triliun dalam lima tahun mendatang. Rosan menyebut lonjakan ini sebagai tantangan besar, tetapi sangat diperlukan agar Indonesia bisa mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi.
Ini adalah peningkatan signifikan jika kita ingin mengejar target pertumbuhan 8%, tegasnya.
Pemerintah telah menetapkan strategi untuk menarik lebih banyak investasi, dengan fokus pada penciptaan lapangan kerja berkualitas dan mempercepat roda perekonomian. Target ini juga telah disampaikan kepada Presiden Prabowo dalam rapat terbatas pada 2 Januari 2025.
Menurut Rosan, investasi harus meningkat secara bertahap hingga mencapai Rp 3.414 triliun pada 2029. Ini sejalan dengan target pertumbuhan ekonomi yang telah dicanangkan Kementerian Bappenas. Jika target ini tercapai, maka pada 2029 Indonesia bisa mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 8%, jelasnya.
Dengan target ambisius ini, pemerintah terus menggenjot kebijakan yang mendukung iklim investasi, termasuk deregulasi, insentif fiskal, serta penguatan infrastruktur dan SDM. Apakah Indonesia siap menghadapi lonjakan investasi ini? Waktu yang akan menjawab. (Red)