Liputan98.com – Jakarta, Ekonomi digital kini menjadi motor penggerak utama pertumbuhan ekonomi nasional. Pemerintah menargetkan kontribusi sektor ini mencapai 9% dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2024. Tak berhenti di situ, visi besar Indonesia untuk 2030 hingga 2045 memproyeksikan kontribusi ekonomi digital dapat meningkat signifikan ke kisaran 15,5%-19,8%.
“Ekonomi digital dan teknologi inovatif seperti kecerdasan buatan (AI) serta semikonduktor menjadi tulang punggung transformasi Indonesia menuju visi Indonesia Emas 2045,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Seminar Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) bertajuk Semikonduktor dan AI sebagai Penggerak Revolusi Teknologi Masa Depan, Rabu (15/01).
Dalam konteks global, AI diperkirakan mampu memberikan dampak ekonomi luar biasa, dengan kontribusi hingga USD15,7 triliun pada 2030. Di Asia Tenggara, AI dapat meningkatkan PDB sebesar USD1 triliun pada tahun yang sama, dengan Indonesia diproyeksikan menyumbang 40% atau setara USD366 miliar.
Airlangga juga menyoroti peran penting semikonduktor dalam mendukung perkembangan AI. “Tidak ada AI tanpa semikonduktor, dan tidak ada semikonduktor modern tanpa AI. Keduanya saling mendukung,” katanya. Permintaan global terhadap semikonduktor sendiri diperkirakan mencapai USD1 triliun pada 2030, didominasi oleh sektor data center, komunikasi nirkabel, dan otomotif.
Namun, Indonesia menghadapi tantangan besar karena masih bergantung pada impor semikonduktor. Pada 2045, nilai impor diproyeksikan mencapai USD22,31 miliar. Untuk mengatasi ketergantungan ini, pemerintah menyusun roadmap ekosistem semikonduktor yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan.
Pembangunan Talenta Digital dan Kerja Sama Global
Kemajuan AI dan semikonduktor memerlukan SDM berkualitas. Pemerintah aktif mencetak talenta melalui program Career Certificates AI Essentials, serta menjajaki kerja sama beasiswa dengan universitas terkemuka seperti Arizona State University dan Purdue University. Program magang di bidang desain chip (IC design), pendanaan riset, hingga penyusunan standar kompetensi kerja SDM semikonduktor turut digalakkan.
“Pemerintah memanfaatkan sumber daya yang kita miliki sebagai daya ungkit. Selain itu, kita perlu menunjukkan kualitas SDM Indonesia untuk mendukung ekosistem global supply chain,” tegas Airlangga.
Mewujudkan Masa Depan Cerdas dan Inovatif
Sebagai langkah strategis, pemerintah juga menargetkan produksi kendaraan listrik roda empat sebanyak 600 ribu unit pada 2030, didukung oleh industri ponsel yang telah mencapai 40,2 juta unit produksi pada 2022. Semua ini menjadi bagian dari langkah besar Indonesia untuk memimpin transformasi digital global.
Dalam seminar tersebut, hadir pula sejumlah tokoh penting, termasuk Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Satryo Brodjonegoro, Ketua AIPI Daniel Murdiyarso, serta pejabat tinggi lainnya. Diskusi ini menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk menjadikan Indonesia sebagai pemain utama di era teknologi maju.
Dengan inovasi dan sinergi yang kuat, pemerintah optimis visi Indonesia Emas akan tercapai, membawa Indonesia ke panggung global sebagai negara yang cerdas, produktif, dan sejahtera. (Red)