Liputan98.com – Jakarta, 7 Februari 2025 PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) mencatat pencapaian luar biasa dengan membukukan penjualan limonit dan nikel senilai Rp 8,63 triliun (US$ 529 juta) pada kuartal IV-2024. Sepanjang tahun, performa keuangan perusahaan menunjukkan pertumbuhan signifikan, menegaskan posisinya sebagai pemain kunci dalam industri nikel dan rantai pasok baterai kendaraan listrik.
Hingga September 2025, MBMA mencatat kenaikan pendapatan usaha dari US$ 873,68 juta menjadi US$ 1,37 miliar. Tak hanya itu, laba bersih melesat lebih dari dua kali lipat, dari US$ 26,83 juta menjadi US$ 60,04 juta.
Presiden Direktur MBMA, Teddy Oetomo, menyatakan bahwa pencapaian ini mencerminkan komitmen perusahaan terhadap efisiensi, keberlanjutan, dan inovasi. “Kinerja operasional kami terus menguat sepanjang 2024, didorong oleh peningkatan produksi serta optimalisasi biaya operasional, ujarnya dalam keterangan resmi.
Rekor Produksi Tambang SCM, Volume Naik Lebih dari 100%!
Keberhasilan MBMA didukung oleh performa Tambang Sulawesi Cahaya Mineral (SCM) yang mencetak rekor produksi bijih tertinggi dalam satu kuartal. Tambang ini berhasil menghasilkan 3 juta wet metric ton (wmt) saprolit dan 3,4 juta wmt limonit, meningkat masing-masing 108% dan 110% secara tahunan (yoy).
Sepanjang kuartal tersebut, sebanyak 2,01 juta wmt bijih saprolit dikirim ke pabrik peleburan Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) MBMA, sementara 4,1 juta wmt bijih limonit dijual ke PT Huayue Nickel Cobalt (HNC) senilai total US$ 73,2 juta, dengan harga jual rata-rata (ASP) US$ 17,9 per wmt.
Kami terus meningkatkan dan memperluas operasi serta infrastruktur tambang SCM, yang berdampak langsung pada lonjakan produksi bijih dan efisiensi biaya operasional, jelas manajemen MBMA.
Efisiensi Biaya: Cash Cost Turun Signifikan!
Peningkatan produksi ini juga dibarengi dengan efisiensi biaya yang signifikan. Pada akhir kuartal IV-2024, cash cost saprolit turun menjadi US$ 21,6 per wmt, dari sebelumnya US$ 28,4 per wmt di awal tahun. Hal yang sama terjadi pada cash cost limonit, yang turun dari US$ 11,5 per wmt menjadi US$ 9 per wmt.
Efisiensi ini turut menopang kinerja MBMA di 2024, di mana produksi nickel pig iron (NPI) mencapai 82.161 ton, dengan cash cost US$ 10.307 per ton, atau turun 15% (yoy). Produksi high-grade nickel matte (HGNM) juga meningkat menjadi 50.315 ton, dengan biaya tunai turun 8% (yoy).
Fasilitas Pemurnian Makin Optimal, Produksi Nikel Capai 30.716 Ton
Pada kuartal IV-2024, fasilitas pemurnian MBMA mencatat total produksi 30.716 ton nikel, yang terdiri dari 18.823 ton nikel dalam NPI dan 11.893 ton nikel dalam HGNM. Dari produksi ini, MBMA mencetak pendapatan sebelum diaudit sebesar US$ 223,8 juta dari NPI dan US$ 158,8 juta dari HGNM, dengan ASP masing-masing US$ 11.887 per ton dan US$ 13.229 per ton.
Memasuki 2025, MBMA berada dalam posisi strategis untuk pertumbuhan yang lebih besar. Peningkatan produksi bijih, ekspansi pemurnian nikel, serta operasional fasilitas High-Pressure Acid Leach (HPAL) akan semakin memperkuat peran kami dalam rantai nilai baterai global, pungkas Teddy Oetomo.
Dengan kinerja operasional yang terus meningkat dan strategi efisiensi yang berhasil, MBMA siap melangkah lebih jauh sebagai pemimpin industri nikel dan baterai kendaraan listrik di masa depan. (Red)