Netanyahu Sarankan Palestina Pindah ke Saudi, Riyadh Murka: Mereka Bukan Imigran!

Liputan98.com – Jakarta, Pernyataan mengejutkan datang dari Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang menyarankan agar negara Palestina didirikan di wilayah Arab Saudi. Usulan kontroversial ini langsung memicu kemarahan Riyadh dan negara-negara Teluk, yang mengecamnya sebagai upaya mengalihkan perhatian dari kejahatan perang Israel di Gaza.

Dikutip dari Al Jazeera, Minggu (9/2/2025), Netanyahu menyampaikan usulan tersebut saat berbicara dengan wartawan. Ia menyiratkan bahwa solusi bagi Palestina bukanlah mendirikan negara di tanah mereka sendiri, melainkan di Arab Saudi.

Bacaan Lainnya

Saudi: Palestina Bukan Imigran yang Bisa Diusir

Menanggapi hal ini, Kementerian Luar Negeri Arab Saudi dengan tegas menolak pernyataan Netanyahu. Riyadh menilai usulan tersebut sebagai bentuk pengabaian terhadap hak-hak rakyat Palestina serta upaya untuk mengalihkan perhatian dunia dari kejahatan yang terus dilakukan Israel di Gaza.

Kerajaan menegaskan bahwa rakyat Palestina memiliki hak atas tanah mereka, dan mereka bukanlah penyusup atau imigran yang dapat diusir kapan pun pendudukan brutal Israel menginginkannya, tegas pernyataan resmi Saudi.

Pernyataan Netanyahu juga dianggap semakin memperjelas niat Israel untuk menyingkirkan rakyat Palestina dari tanah mereka sendiri melalui pembersihan etnis yang saat ini masih berlangsung di Gaza.

Negara-Negara Teluk Ikut Mengecam

Kecaman terhadap Netanyahu juga datang dari negara-negara Dewan Kerja Sama Teluk (Gulf Cooperation Council/GCC). Sekretaris Jenderal GCC, Jasem Mohamed Albudaiwi, menyebut pernyataan Netanyahu sebagai sesuatu yang berbahaya dan tidak bertanggung jawab.

Ini menunjukkan bagaimana pasukan pendudukan Israel terus mengabaikan hukum internasional, resolusi PBB, serta kedaulatan negara-negara lain, ujar Albudaiwi.

Ia menegaskan bahwa negara-negara Teluk tetap berkomitmen untuk mendukung perjuangan Palestina dan menolak segala bentuk pemaksaan solusi yang mengabaikan hak-hak rakyat Palestina.

Selain itu, Albudaiwi menyerukan kepada masyarakat internasional untuk mengambil tindakan tegas terhadap Netanyahu. Ia menilai pernyataan tersebut bukan hanya mengancam Palestina, tetapi juga stabilitas kawasan dan dunia secara keseluruhan.

Upaya Ciptakan Negara Palestina Digeser?

Usulan Netanyahu ini semakin mempertegas sikap Israel yang menolak solusi dua negara. Dengan mencoba mendorong Palestina ke luar dari tanah historisnya, Netanyahu seolah ingin menghapus eksistensi Palestina dari peta.

Namun, dengan reaksi keras dari Arab Saudi dan negara-negara Teluk, tampaknya gagasan ini justru memperkuat dukungan terhadap perjuangan Palestina. Kini, sorotan dunia semakin tajam terhadap tindakan Israel di Gaza dan strategi mereka dalam konflik ini. (Red)

Pos terkait