TikTok Kucurkan Rp60 Triliun ke Thailand, Jualannya di RI

Liputan98.com – Jakarta – TikTok, platform media sosial milik raksasa teknologi ByteDance, resmi mengumumkan rencana investasi besar-besaran di Thailand. Perusahaan asal Tiongkok ini akan menggelontorkan 126,8 miliar baht atau setara US$3,76 miliar (Rp60,91 triliun) untuk membangun infrastruktur penyimpanan dan hosting data di negara tersebut.

Langkah strategis ini diumumkan oleh Dewan Investasi Thailand (Board of Investment/BoI) pada Rabu (29/1/2025) dan disebut sebagai bagian dari upaya Thailand untuk memperkuat posisinya sebagai pusat digital di Asia Tenggara.

Bacaan Lainnya

Rencana TikTok menandai langkah signifikan dalam meningkatkan infrastruktur digital dan AI Thailand, ujar Sekretaris Jenderal BoI, Narit Therdsteerasukdi, mengutip Reuters pada Kamis (30/1/2025).

TikTok Perkuat Cengkeraman di Asia Tenggara

Investasi ini akan dikelola oleh unit TikTok yang berbasis di Singapura dan dijadwalkan beroperasi pada 2026. Keputusan ini tidak hanya memperkuat ekosistem teknologi di Thailand, tetapi juga menunjukkan komitmen ByteDance dalam mengamankan infrastruktur digital di Asia Tenggara, terutama di tengah tekanan global terkait regulasi data.

Thailand sendiri semakin menarik bagi perusahaan teknologi global yang ingin membangun pusat data dan ekosistem AI. Beberapa nama besar seperti Google, Amazon, dan Microsoft telah lebih dulu mengumumkan investasi serupa:

• Google tahun lalu mengumumkan investasi US$1 miliar untuk pengembangan pusat data di Thailand.

• Amazon Web Services (AWS) berencana mengucurkan US$5 miliar dalam 15 tahun ke depan.

• Microsoft juga merencanakan pembukaan pusat data regional pertamanya di negara tersebut.

Kenapa Thailand?

Thailand semakin diperhitungkan sebagai pusat teknologi di Asia Tenggara karena berbagai faktor:

1. Infrastruktur Digital yang Berkembang Pemerintah Thailand aktif mendorong investasi teknologi dan kecerdasan buatan (AI).

2. Posisi Strategis Letaknya yang berada di jantung Asia Tenggara menjadikannya hub ideal untuk ekspansi perusahaan teknologi.

3. Dukungan Regulasi Kebijakan pro-investasi dari pemerintah membuat perusahaan global semakin tertarik untuk masuk.

Meskipun TikTok belum memberikan konfirmasi resmi terkait rincian proyek ini, langkah ini semakin mengukuhkan posisinya sebagai pemain utama di dunia digital Asia Tenggara. Apakah ini juga pertanda TikTok mulai mengamankan data pengguna di luar Tiongkok, mengingat tekanan regulasi yang semakin ketat dari negara-negara Barat? Yang jelas, persaingan membangun infrastruktur digital di kawasan ini semakin memanas. (Red)

Pos terkait