Politisi Saudi Balas Netanyahu: Lebih Baik Israel Pindah ke Alaska!

Liputan98.com – Riyadh, Ketegangan Timur Tengah kembali memanas setelah pernyataan kontroversial Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, yang menyarankan agar Palestina dipindahkan ke Arab Saudi. Namun, anggota Dewan Syura Arab Saudi, Yousef bin Trad Al-Saadoun, tak tinggal diam dan memberikan respons pedas yang mengejutkan banyak pihak.

Dalam artikelnya yang diterbitkan di surat kabar Okaz, Al-Saadoun menyarankan agar Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyediakan tempat bagi warga Israel untuk pindah ke Alaska. Bahkan, ia menambahkan bahwa setelah pengambilalihan kekuasaan, mereka bisa melanjutkan perjalanan ke Greenland.

Bacaan Lainnya

Kritik Tajam terhadap Trump dan Israel

Al-Saadoun juga mengkritik pendekatan Trump terhadap Timur Tengah yang dinilainya serampangan dan gegabah. Menurutnya, keputusan yang diambil Trump cenderung mengabaikan saran para ahli serta menolak dialog yang konstruktif.

Tak hanya itu, ia menyamakan kebijakan Trump dengan taktik Israel yakni upaya pendudukan ilegal di tanah berdaulat serta pembersihan etnis penduduk asli.

Siapapun yang mengikuti jejak kemunculan dan kelanjutan Israel pasti menyadari bahwa rencana ini telah dirumuskan dan disetujui oleh entitas Zionis. Mereka menyerahkannya kepada sekutu mereka untuk diumumkan dari podium Gedung Putih, tegas Al-Saadoun, dikutip dari Middle East Eye, Minggu (9/2/2025).

Ia juga menegaskan bahwa Arab Saudi tidak akan terpengaruh oleh manuver politik dan propaganda media yang dimainkan oleh Israel dan sekutunya.

Kaum Zionis dan penduduknya harus sadar bahwa mereka tidak akan mampu memikat para pemimpin dan pemerintah Saudi dengan tekanan politik palsu, tambahnya.

Netanyahu: Palestina Bisa Didirikan di Arab Saudi

Pernyataan Al-Saadoun ini muncul sebagai respons terhadap komentar Netanyahu dalam sebuah wawancara. Netanyahu sebelumnya menyatakan bahwa Palestina seharusnya didirikan di Arab Saudi karena negara tersebut memiliki wilayah yang luas.

Saudi bisa mendirikan negara Palestina di Arab Saudi, mereka memiliki banyak tanah, ujar Netanyahu.

Pernyataan ini langsung menuai kritik tajam dari berbagai pihak, termasuk dari Arab Saudi yang selama ini tetap mempertahankan dukungan terhadap hak-hak rakyat Palestina.

Babak Baru dalam Ketegangan Timur Tengah

Polemik ini menambah ketegangan dalam diplomasi Timur Tengah yang sudah lama berkecamuk. Respons keras dari Al-Saadoun menunjukkan bahwa Saudi tidak akan tinggal diam menghadapi provokasi yang mengancam Palestina dan stabilitas regional.

Dengan retorika yang semakin panas dari kedua belah pihak, pertanyaan besar pun muncul: akankah pernyataan ini memicu gesekan lebih besar antara Arab Saudi, Israel, dan AS? (Red)

Pos terkait